Rabu, 10 Juni 2015

EVALUASI PEER LEARNING (KLP 10)

EVALUASI ANDRAGOGI


EVALUASI PEMBELAJARAN ANDRAGOGI
Hari/tanggal : Kamis, 4 Juni 2015
Waktu           : 11.00 WIB
Program       : Mading Opini Kritikus (Peer Learning)
Disini kelompok 10 melakukan demonstrasi diluar kelas Andragogi yaitu di sekitar lingkungan kampus Psikologi USU. Tempat yang kami gunakan Mading kampus yaitu disebelah PEMA dan disebelah ruangan Sisten Informasi. Kelompok 10 melakukan persiapan selama seminggu dimulai pada tanggal 25 Mei 2015- 31 Mei 2015.
Uraian Kegiatan:
  1. Pada tanggal 25 Mei- 26 Mei 2015 : kelompok membeli peralatan untuk membuat Mading Opini Kritikus dan membuat Mading
  2. Pada tanggal 27 Mei - 28 Mei 2015 : Kelompok memajang Mading Opini Kritikus di spot yang telah direncanakan
  3.  Pada tanggal 29 Mei - 31 Mei 2015 : Kelompok membuat video untuk hasil dari Opini dari partisipan. Video yang dibuat adalah; mekanisme pembuatan mading, hasil Opini Kritikus dan Pendapat partisipan mengenai Mading Opini Kritikus
Masalah yang dihadapi Kelompok
Masalah yang dihadapi kelompok ketika proses pembuatan dan pengerjaan tugas adalah 
  • Kurangnya komunikasi antar anggota kelompok yang dikarenakan waktu yang tidak sesuai setiap anggota
  • Kesulitan dalam memilih topik yang akan dipajang
  • Kesulitan mencari spot untuk memajang Mading Opini Kritikus

PELAKSANAAN DEMONSTRASI DI KELAS
  Ada beberapa rangkaian kegiatan yang kami lakukan yaitu :
   Penjelasan 
Sebelum  menampilkan Demonstrasi kami menjelaskan anggota kelompok kami, apa program yang kami buat dan menjelaskannya dalam bentuk slide dan video.
   Ice Breaking 
Sebelum memulai penjelasan kami melakukan ice breaking , dimaksudkan memfokuskan pusat perhatian para peserta agar lebih  semangat dan konsentrasi
   Penutup
Setelah memberikan penjelasan, ice breaking dan menampilkan video hasil tugas kelompok 10, presentasi selesai dan kami memberikan kesempatan kepada teman-teman, dosen yang ingin 
    mengomentari hasil kerja kami setelah itu kami mengucapkan terima kasih
   KENDALA DALAM PRESENTASI
Menarik perhatian audiensi agar tidak ngantuk dan tetap semangat
Pembagian waktu presentasi yang masih tidak teratur  
   SARAN DARI AUDIENSI
   Sakti Wibowo : ide mading sangat baik hanya saja sayang jika di follow up. bisa diajukan
   ke PEMA terutama bagian jurnalistik
   Kak Rola : sangat kreatif hanya saja ukuran mading terlalu kecil dan juga tanpa adanya
   publikasi sehingga dapat mengukur ketertarikan mahasiswa terhadap mading. 
   DOKUMENTASI









 ANGGOTA KELOMPOK 10
LIVI YOHANA (121301002)
KRISTY MERLIN (121301115)
MUHAMMAD SAIF (121301027)
MUHAMMAD YUSUF (121301028)
RIYAN KURNIA ASWARI (121301060)
ARIF MUBARAKALLAH (121301122

PEER LEARNING

PEER LEARNING
MEDIA DISKUSI MELALUI MADING  OPINI KRITIKUS
Oleh :
Kelompok 10
Livi Yohana   (121301002)
Muhammad Saif  (121301027)
Muhammad Yusuf Lubis  (121301028)
Riyan Kurnia Aswari  (121301060)
Kristy Merlin (121301115)
Arif Mubarakallah (121301122)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
      I. Pengertian Peer Learning
            Peer learning merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan self-direction. Menurut Jarvis (2001), peer teaching merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu kemudian merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara teman sebaya yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas. Peer learning adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga siswa tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri.

II. Manfaat Dan Tujuan Peer Learning
            Peer learning sendiri mempunyai tujuan dan manfaat yang berguna bagi peserta didik. Berikut adalah tujuan dan manfaat dari  peer learning secara umum :
  1. Memberikan umpan balik dan dukungan terhadap siswa.
  2. Mengatasi isolasi.
  3. Tidak menakutkan (siswa lebih cenderung berani untuk bertanya walaupun pertanyaan yang “bodoh”).
  4. Memotivasi dan meyakinkan siswa.
  5. Fleksible dan responsibel.
            Adapun menurut beberapa ahli (Dobos et al., 1999; Biggs, 1999; Bruffee, 1999; dan Boud et al. 2001) manfaat dari pembelajaran peer learning ini adalah:
  1. Meningkatkan motivasi, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun produk pengajaran.
  2. Sebagai outcome kognitif dan sosial dalam pembelajaran, yaitu meningkatkan level pendalaman atau pemikiran tingkat-tinggi (higher-order thinking), dan untuk mengembangkan keterampilan kerja sama (collaborative skills).
  3. Sebagai peningkatan rasa tanggung jawab seseorang atas upaya belajar, yaitu meningkatkan penguasaan proses belajar-mengajar dan proses pembelajaran dan konstruk-konstruk pengetahuan.
  4. Meningkatkan keterampilan meta-kognitif yang memungkinkan siswa untuk lebih mencerminkan pengajaran dan pembelajaran mereka secara lebih kritis.  Pada gilirannya siswa dapat lebih menghargai pengalaman belajar mereka.  Proses penerapan model ini dapat dilakukan di luar lingkungan kelas dalam semua konteks pembelajaran dan pengajaran.
III. Perencanaan Peer Learning
Sehingga dari penjelasan tersebut, adapun program perencanaan ‘peer learning’ yang akan dibuat oleh kelompok adalah berdiskusi dengan membahas suatu isu-isu atau fenomena yang sedang menjadi pembicaraan hangat maupun di Indonesia sendiri atau bahkan di dunia. Kelompok berperan sebagai pemberi isu yang akan didiskusikan dan juga sebagai penyedia media dimana partisipan dapat memberikan opininya mengenai isu-isu tersebut. Media yang dimaksud adalah; kelompok akan membuat Mading yang dinamakan Opini Kritikus. Dimana mading ini akan diletakkan di tempat umum di Fakultas Psikologi dengan isi mading berupa isu-isu terhangat, kemudian partisipan (mahasiswa Psikologi) memberikan opininya melalui madins Opini Kritikus. Pembelajaran melalui mading ini sangat membutuhkan keaktifan, pemikiran kritis, dan juga wawasan partisipan mengenai isu-isu yang akan dibahas. Kelompok memilih untuk membuat mading sebagai wadah peer learning, dimana  saat ini pembelajaran melalui media ini sangatlah jarang dan menurut kelompok sangat sesuai untuk andargogy, dan kelompok ingin memberi media pembelajaran yang juga menarik melalui mading yang selama ini hanya bisa kita lihat tanpa bisa memberikan opini dan akan bisa menimbulkan antusias para pembaca dalam memberikan opininya antara satu dengan yang lain.

IV. Prosedur Peer Learning (Mading: Opini Kritikus)
Adapun prosedur dari Mading Opini Kritikus”, yakni :
1.   Kelompok akan membuat Mading Opini Kritikus yang akan diletakkan dibeberapa titik yang dapat diakses oleh mahasiswa Psikologi di Kampus Psikologi USU dan telah mendapatkan izin.
2.    Isi Mading Opini Kritikus berisi topik hangat yang akan diminta pendapat dan ide kreatif partisipan. Partisipan akan menulis opini mereka dengan kertas tempel dan pena yang telah disediakan oleh kelompok.
3.      Kelompok akan memberikan masa penayangan mading selama satu minggu.
4.  Kemudian kelompok merangkum hasil Opini Kritikus Mahasiswa Psikologi dalam bentuk Video sebagai publikasi dan dokumentasi hasil akhir
V. Estimasi Biaya
Pengeluaran
Biaya
Sterofom 2 buah
Rp. 12.000
Paku Payung
Rp. 10.000
Ngeprint 6 lembar
Rp. 6.000
Kertas HVS 10 lembar
Rp. 1.000
Pulpen 3 biji
Rp. 6.000
Tali Pelastik
Rp. 1.000
Kertas Origami
Rp. 10.000
TOTAL
Rp. 46.000

Kamis, 18 Juli 2013

Psikologi Modern




* Membaca Psikologi Modern


Pada dasarnya segala hal yang bukan menjadi kebiasaan kita akan sangat sulit dilakukan. Padahal banyak hal-hal yang memberikan nilai positif jika dilakukan rutin, namun begitu sulit dikerjakakan karena bukan kebiasaan kita. Saya pun demikian, awalnya saya tidak begitu familiar dengan membaca, baik membaca buku maupun surat kabar. Saya selalu berharap segala isi dari buku dan surat kabar dapat berupa bentuk film ataupun rekaman suara. Saya adalah tipe orang yang lebih suka mendapatkan informasi dari media audiovisualdibandingkan media cetak seperti buku dan surat kabar. Baru beberapa bulan terakhir, saya menemukan hobi baru saya, yaitu membaca buku. Sekarang saya memaksa diri untuk rutin membeli dan mengkhatamkan bacaan buku setiap bulannya. Tentunya, pada awalnya sangat berat, namun hal tersebut lambat laun akan menjadi kebiasaan.
Sebagai manusia yang telah diberikan kesempatan untuk menjadi Khalifah dimuka bumi, tentunya belajar (membaca) adalah suatu keharusan untuk memahami maksud dari penciptaan Alam semesta. Bukankah Ayat Al-Quran yang pertama turun ke-bumi adalah perintah Allah SWT kepada manusia untuk senantiasa membaca (belajar)? Sesuai firman Allah SWT:
Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhan kau adalah Maha Mulia. Dia yang mengajarkan dengan qalam. Mengajari manusia apa-apa yang tidak tahu” Q.S Al Alaq 1-5
Alhamdulillah, beberapa bulan terakhir ini saya sangat produktif dalam membaca buku-buku. Kebanyakan dari buku yang saya baca adalah ber-genre motivasi atau psikologi modern. Kali ini saya akan sharing kepada teman-teman tentang judul-judul buku psikologi modern yang patut untuk dibaca oleh kaum muda Indonesia. Perlu di ingat, pemaparan saya ini adalah menurut sudut pandang pribadi saya, sehingga jika ada perbedaan pendapat setelah membaca buku-buku berikut, itu karena perbedaan prespektif sebagai pembaca. Satu hal yang pasti, buku-buku berikut ini akan menimbulkan provokasi untuk terus berprestasi dan agent of change bagi lingkungan. Berikut ini daftar judul buku yang kuduh harus dan wajib dibaca oleh kalian-kalian yang mengaku Pemuda Indonesia:
Young On Top ‘Campus Ambasador’, Billy Boen dkk.
Sumber: Internet
Sumber: Internet
Pada edisi buku Young On Top kali ini, mas billy Boen mencoba mengajak para pemuda-pemudi Inspiratif Indonesia untuk menuliskan pengalaman dan prestasi-prestasi mereka sebagai Agent Of Changebagi Indonesia. Mereka adalah Citra Natasya, David Imannuel, Iman Usman, Palmira Vidya dan Jonathan Susanto. Dalam buku ini mereka menceritakan pengalaman dan prestasi yang menurut banyak orang mustahil untuk dilakukan oleh anak muda Indonesia. Berkat kontribusi yang diberikan, kini Indonesia bahkan Dunia mengenal mereka. Satu hal yang menjadi kesamaan mereka, yaitu mereka anak muda Indonesia yang Think Out Of The Box dan berani keluar dari zona nyaman untuk terus berkontribisi terhadap lingkungan dengan cara mereka masing-masing. Berikut ini prestasi gemilang mereka: Citra Natasya (100 orang paling berpengaruh pada tahun 2011 versi Majalah The Marketeers), David Imannuel (Founder GARUDA Youth Community),Iman Usman( Founder Indonesian Future Leaders), Jonathan Susanto (Marketing communications director YOT CA), dan Parmira Vidya (Presiden Leo Young Club-Jakarta Kota 2011/2012). Sungguh buku yang sangat Inspiratif. (85)
Sedekah Super Stories, Muhammad Assad
Sumber: Internet
Sumber: Internet
buku ini menghimpun cerita-cerita tentang dahsyatnya sedekah yang dialami oleh orang-orang yang melakukan sedekah. Sangat inspiratif bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas ibada sedekah kita. Dalam buku ini dengan jelas diceritakan bahwa balasan sedekah dari Allah SWT kepada orang-orang yang dengan iklas besedekah akan dibalas kontan. Sesuai dengan Firman Allah:
barangsiapa yang membawa amal baik (termasuk sedekah), maka baginya pahala sepuluh kali lipat” QS Al An’am [6] (60).  And it’s Amazing Parner…
Maka saya sarankan bagi para Pemuda Indonesia untuk membaca buku ini, #ToBeGreatPeople (80).




Indonesia Mengajar II, Pengajar Muda II
Sumber: Internet
Sumber: Internet
Menurut saya buku pertama dan kedua dari Insonesia Mengajar memiliki keistimewaan yang sama. Kedua buku ini ditulis oleh para Pengajar Muda yang bergabung dalam komunitas Indonesia Mengajar yang didirikan oleh Pak Anies Baswedan. Didalamnya diceritakan pengalaman dan pemikiran Pengajar Muda dalam mengajar di berbagai daerah pelosok Indonesia. Dengan buku ini, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat terpelosok dan terpencil Indonesia. Dan itu akan berbeda 180 derajat dengan kehidupan teman-teman yang berada di kota-kota besar Indonesia. Menurut saya ada dua pointpenting yang dapat diambil setelah membaca buku ini. Pertama, saya harus meningkaatkan rasa syukur atas Ni’mat yang diberikan Allah SWT kepada saya yang hidup dan dibesarkan di kota besar Indonesia. Kedua, buku ini memberikan pemikiran provokasi bagi Pemuda Indonesia untuk terus memberikan kontribusi dan mewujudkan perubahan bagi kemajuan Indonesia. Ayo pemuda yang memiliki jiwa-jiwa mengajar, jangan katakan apa yang kalian lakukan untuk mengajar sudah inspiratif sebelum membaca pengalaman mereka dalam mengajar di daerah plosok Indonesia. (80)
#NFQ Pisitive, Persistence, Pray, Muhammad Asad
Sumber: Internet
Sumber: Internet
Salah satu pemuda Indonesia yang sangat Inspiratif menurut saya adalah mas @MuhammadAssad dia adalah penulis dari buku ini. Perlu kalian ketahui, buku ini berhasil menjadi National Best Seller dan masih terus dicetak. Dalam buku ini, mas Assad menceritakan kembali pengalaman, kisah dan pemikirannya yang sempat di posting di blog pribadinya. Tulisan tulisan tersebut sangat mengispiratif orang-orang sehingga jumlah pengunjung blognya saat itu mencapai 150.000 pengunjung. Mas Assad berbagi tentaang perjuangannya berhasil mendapatkan Beasiswa S1 di University of Technology Petronas Malaysia dan berhasil mengukirkan segudang prestasi Internasional selama kuliah disana. Mas Assad juga memaparkan pemikiran-pemikiran yang dia miliki seperti #DahsyatnyaSedekah, #Ayo.MenjadiEntrepreneur dan masih banyak lagi tulisan yang Inspiratif dan membuka wawasan. Sekali lagi, bagi para Pemuda Indonesia yang ingin terus berprestasi dalam arti luas, buku ini dapat menjadi kisah Inspiratif bagi kalian. (85)

8 To Be Great, Richard St. John
Sumber: Internet
Sumber: Internet
Buku ini memberikan inrisari dari para orang-orang Inspiratif dunia dalam berbagai bidang tentang nilai-nilai yang membuat mereka dapat menjadi orang yang sukses. Buku ini merangkum menjadi 8 nilai yang harus dimiliki untuk membawa orang pada kesuksesan. Nilai-nilai tersebut adalah Passion, Kerja Keras, Fokus, Motivasi, Ide, Melayani, Pengambangan dan Tekun. didalamnya terdapat pengakuan para orang Inspiratif dari tiap-tiap nilai yang menjadikan diri mereka sukses seperti ini dibidang masing-masing. Buku ini sangat mudah dipahami dan sangat menarik untuk diceritakan kembali sebgai motivasi hidup.
Buku ini berhasil diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan menjadi International Best Seller. Selain itu, buku ini sudah dicetak sebanyak tiga kali di Indonesia. Richard St. John berhasil mewawancarai 500 orang-orang inspiratif dunia selama 10 tahun terkait dengan nilai-nilai menuju kesuksesan. (85)
itulah beberapa buku Psikologo Modern yang pribadi penulis sarankan untuk dibaca oleh Pemuda-Pemudi yang ingin terus berprestasi, selamat membaca.

Minggu, 09 Juni 2013

THEORY OF PERSONALITY FROMM AND SULLIVAN


A.    Sejarah Tokoh

v  Formm

Ada beberapa pengalaman yang mempengaruhi pandangan Fromm,  Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Ayahnya sering murung, sedangkan ibunyasangat sering tertekan. Sehingga masa kanak-kanaknya sangat tidak nyaman. Namun keluarga Fromm juga seperti Jung, yaitu keluarga yang sangat religius (Yahudi Ortodoks). Beberapa pengalaman yang ia lihat setidaknya ada dua yang sangat mempengaruhinya. Yang pertama ketika ia melihat seorang gadis yang cantik, menarik, dan juga seorang pelukis. Ketika ayah gadis ini meninggal, ia bunuh diri dan meninggalkan pesan bahwa ia ingin dikuburkan dengan ayahnya. Peristiwa itu mendorong Fromm untuk bertanya mengapa hal itu terjadi. Peristiwa kedua adalah ketika Perang Dunia I. Pada usia 14, ia melihat nasionalisme yang ekstrim. Dia mendengar pesan disekitarnya : Jerman, atau lebih tepatnya, Kristen Jerman adalah besar; Mereka (Inggris dan sekutu mereka) adalah bayaran yang murah. Ia membenci  'histeria perang,' takutnya.  


Dari pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan keinginan untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga hal itu adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia. Sesuatu yang irasional--irasionalitas iatemukan beberapa jawaban, kali ini dalam tulisan-tulisan Karl Marx.  Kemudian ia menerima gelar PhD dari Heidelberg pada tahun 1922 dan memulai karir sebagai psikoterapis. Ia pindah ke Amerika Serikat tahun 1934 dan menetap di New York, dimana dia bertemu banyak pemikir besar pengungsi lain yang berkumpul disana, termasuk Karen Horney. Menjelang akhir karirnya, ia pindah ke Mexico City untuk mengajar. Dia telah melakukan penelitian yang cukup besar ke dalam hubungan antara kelas ekonomi dan tipe kepribadian. Ia meninggal pada tahun 1980 di Swiss.
Dari tahun 1923 sampai awal tahun tigapuluhan ia berasosiasi dengan Medical School of the University of Maeeyland dan dengan Sheppard and Enoch Pratt Hospital di Townson, Marryland.Disitu merupakan periode kehidupannya dimana Sullivan menemukan Schizhophrenia yang kemudian memapankan reputasinya selaku clinician. ia meninggalkan Marryland dan membuka kantor di Park Avenue di New York City. Pada saat itu ia memulai training analisa dengan Clara Thomson, seorang pelajar dari Sandor Ferenczi. Ini bukanlah pembukaannya yang pertama kepada Psikoanalisa. Ia menghabiskan kurang lebih 75 jam dari analisa, sementara ia masih menjadi mahasiswa kedokteran. Pada tahun 1936, ia membantu dan menjadi direktur dari The Washing ton School of Psychiatry. Journal Psychiatry mulai dipublikasikan pada tahun 1938 untuk mempromosikan teori Sullivan tentang relasi-relasi interpersonal. Ia menjadi ko-editor dan kemudian menjadi editor sampai ia meninggal


Tahapan
Periode
Pencapaian Utama
Perkembangan Negatif
Infancy (masa bayi)

0-18 bulan
Sejak lahir, sampai dapat berbicara dengan jelas.
- Mulai mengorganisasikan pengalaman.
- Belajar untuk mencapai suatu kepuasan dari kebutuhannya.
- Butuh pengamanan karena masih memiliki sifat ketidakacuhan dan bertindak sendiri (somnolent detachment).
Childhood (masa awal kanak-kanak)

18 bulan-4 tahun
Dimulai sejak dapat berbicara sampai berinteraksi di kelompoknya.
-Belajar mengenali orangtua.
-belajar untuk bertoleransi (mengganti kepuasan yang satu dengan yang lain)
- perilaku “seolah-olah/as if”. Yaitu merasionalisasikan apa yang ada, dan mengalami masa-masa yang menyenanngkan.
Juvenile Era

4-8 atau 10 tahun
Dimulai sejak dapat berinterkasi dengan kelompok, hingga memiliki sahabat.
-Belajar bekerjasama dan berkompetisi.
-belajar untuk menaati aturan.
-stereotipe
-penolakan dari pergaulan
- penghinaan
Pre-adolescence

8 atau 10-12 tahun
Dimulai sejak memiliki sahabat sebagai permulaan dari pubertas dan kebutuhan seksual.
-belajar menyayangi orang lain dan dirinya sendiri sebagaimana baiknya.
- kesepian
Early Adolesence

(12-16 tahun)
Dimulai sejak pubertas untu menetapkan sebuah pola yang stabil dari perilaku seksual.
Integrasi untuk membutuhkan keakraban dan kepuasan seksual.
-pola yang tidak puas dari perilaku seksual.
Late Adolesence

(16-awal 20 tahun)
Dimulai sejak metapkan pola seksual untuk mengembangkan pengelolaan social, kejuruan dan aktifitas ekonomi sebagai orang dewasa
-integrasi dengan llingkungan social orang dewasa.
- menghargai diri sendiri
-personifikasi yang tidak akurat
-adanya suatu pembatasan dalam kehidupan.
Maturity

(>20 tahun)
-
Konsolidasi dari pencapaian pada tahap lalu.





Sullivan

Harry Stack Sullivan lahir di suatu daerah pertanian dekat Norwich, New York, tanggal 21 Februari 1892, dan meninggal tanggal 14 Januari 1949 di Paris, Perancis dalam perjalanan pulang dari pertemuan eksekutif board dari world Federation for Mental Health di Amsterdam. Ia menerima ijazah medis dari Chicago College of medicine and surgery pada tahun 1917, dan bekerja sama dengan tentara selama Perang dunia I, setelah perang ia menjadi officer medis dari Federal Board for Vocational Education dan kemudian menjadi officer pada Publik Health Service. Tahun 1922 Sullivan berangkat ke rumah Sakit St. Elizabeth di Washington DC dimana ia berada di bawah asuhan William Alanson White, pimpinan American Neuropsychiatry.


B.      Teori atau Definisi Kepribadian

v  Fromm:

Definisi atau teori kepribadian menurut Fromm adalah perpaduan unik antara pemikiran Freud dan Karl Marx. Dimana Freud menekankan pada ketidakasadaran, faktor biologis, represi dan sebagainya. Dengan kata lain Freud menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor biologis. Sedangkan Marx lebih menekankan pada faktor lingkungan yang mempengaruhi manusia. Fromm menambahkan dari kedua faktor tersebut, yang cukup asing bagi mereka. Yaitu, Freedom. Fromm menyatakan bahwa dapat melampaui determinasi yang dikatakan oleh Freud dan Marx. Faktanya Fromm memberikan sebuah gagasan bahwa Freedom sebagai karakter yang utama atau pusat dalam kehidupan manusia.

v  Sullivan:

Sullivan berulang kali menekankan bahwa personality itu merupakan suatu kesatuan hipotetis yang murni, ‘suatu illusi’, yang mana tidak dapat diobservasi atau dipelajari secara terpisah dari situasi interpersonal. Bagian yang dipelajari ialah situasi interpersonal dan bukannya si individu. Tatanan kepribadian (The Organization of personality) lebih mencakup ‘interpersonal’ ketimbang hal-hal intra psikis. Kepribadian hanya dimanifestasikan pada saat individu bertindak dalam relasi terhadap satu atau lebih orang lain. Akan halnya individu itu sendiri tidak perlu dipermasalahkan, pada kenyataannya ia dapat berupa illusi atau figure yang bukan sesungguhnya.

C.    Struktur Kepribadian

v  Fromm:

Fromm menjelaskan beberapa cara manuisa untuk memperoleh kebebasanya, yaitu:

1.      Authoritarianism: Fromm mengatakan bahwa manusia dapat memperoleh kebebasannya dengan berbaur dengan orang lain. Ada dua cara untuk berbaur dengan orang lain, pertama adalah menjadi patuh untuk mengikuti oranglain yang memiliki wewenang lebih. Kedua, membuat kewewenangannya sendiri yang membuat orang lain patuh.

2.      Destructiveness: Para kaum Authoritarians sangat merespon pandangan ini. Dimana ada sebuah ilustrasi yang dapat menggambarkan perolehan kebebasan ini. Yaitu perkataan bahwa “Jika, tidak ada saya, maka siapa yang dapat menyakiti atau menyaingi saya?” yang kedua adalah “jika saya menghancurkan dunia ini, maka siapa yang dapat menyakiti saya?”. Menurut Fromm, pandangan ini merupakan penyebab dari kebrutalan, kekerasan, bunuh diri dan sebagainya.

3.      Automaton Conformity: Pada bagian ini, Fromm menegaskan bahwa manusia memperoleh kebebasannya melalui orang lain disekitarnya. Ilustrasinya adalah, apabila mereka memutuskan untuk memakai baju pada pagi hari, dengan melihat pakaian orang lain membuat rasa frustasi mereka hilang. Maka. Apabila mereka bersikap seperti sekelilingnya, kemudian menghilang dari kerumunan mereka tidak perlu mengakui kebebasannya.


v  Sullivan:

Sulivan tegas menyatakan sifat dinamik  kepribadian, sehingga merendahkan konsep Id-ego-super ego-dll. Dia juga memberi tempat penting dalam teorinya beberapa aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama.

1.      Dinamisme (The dynamism). Dinamisme adalah pola khas tingkah laku yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Tranformasi  tingkah laku itu bisa terbuka (dapat diamati) atau tersembunyi (dalam fikiran atau khayalan).

2.      Personifikasi (personification). Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang dibagun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasaan atau kecemasan.

3.      Sistim self (self-sytem). Merupakan bagian dinamisme yang paling kompleks. Suatu pola tingkah laku yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistim ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan, usia dimana anak mulai belajar tingkah laku mana yang berhubungan, meningkatkan atau menurunkan, kecemasan.


D.    Dinamika Kepribadian

v  Fromm:

Fromm percaya bahwa ketidaksadaran social dalam diri manusia adalah cara yang paling baik untuk menjelaskan sistem dalam kehidupan manusia. Fromm memberikan lima pandangan kepribadian, yaitu :

1.      Receptive Orientation. Type ini mendapatkan sesuatu seperti : cinta, pegetahuan, dan kesenangan yang berasal dari orang lain
2.       Exploitative Orientation. Type ini menggunakan cara-cara licik dan kekerasan untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.
3.      Hoaring Orientation. Type ini mengutamakan keamanan dan perasaan pribadinya. Perilaku kikir tidak hanya untuk uang dan materi tetapi juga untuk emosi dan pikiran
4.      Marketing Orientation. Type ini berbasis pada komoditas pasar. Kesuksesan dan kegagalan tergantung seberapa baik kita dapat menjual diri kita. Keterampilan, pengetahuan, dan intergritas bukan hal yang terlalu penting. Kepribadian kita yang baik sangat dipentingkan.
5.      Productive Orientation. Type ini mengasumsikan kemampuan kita untuk mewujudkan potensi kita dalam mengembangkan diri. Productivitas tidak hanya sebatas kreativitas dalam hal materi tetapi juga sikap kita yang dapat kita capai. Kombinasi antara produktive dan nonproductive merupakan hal yang terbaik.


v  Sullivan:

Sullivan berpendapat bahwamanusia sebagai sistem energy memiliki pengurangan ketegaggan yang diperoleh dengan kebutuhannya. Ketegangan dan perilaku ini dapat menghilangkan proses kognitif, persepsi dan berfikir.

1.      Ketegangan (tension)
Ketegangan muncul secara bertahap dalam rentang relaksasi. Yaitu: Euphoria, Anxiety (Gangguan), dan Somnolent Detachment (Gangguan tidur).

2.      Modes of Experience
Adalah proses kognitif manusia. Proses atau pengalaman kognitif manusia menurut Sullivan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, mengikuti alur perkembangan dan kemasakan organisme, yakni prototaksi, parataksi dan sintaksis.
a.       Prototaksi: Adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada masa bayi,dimana arus kesadaran (pengindaraan, bayangan dan perasaan) mengalir kedalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan sesudah.
b.      Parataksis: Kira-kira pada tahun kedua , bayi mulai mengenali persamaan atau perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis. Pada tahap ini bayi mengembangkan cara berpikir melihat hubungan sebab akibat, assosional peristiwa yang terjadi pada saat yang bersamaan atau peristiwa-peristwa yang detailnya sama, tetapi hubungan itu tidak harus logis.
c.       Sintaksis: Berfikir logikdan realistik, menggunakan lambang-lambang yang diterima bersama, khususnya bahasa-kata-bilangan.

E.     Perkembangan Kepribadian

v  Fromm:

Personality Development in Childhood. Fromm mengemukakan 3 mekanisme hubungan perseorangan (interpersonal relatedness), yaitu:

1. Symbiotic relatedness, mekanisme pada anak-anak untuk memperoleh rasa aman di mana anak-anak tetap dekat dan bergantung pada orang tuanya.

2. Withdrawal-destructiveness, mekanisme pada anak-anak untuk memperoleh rasa aman di mana anak-anak menjaga jarak diri terhadap orang tuanya.

3. Love, bentuk interaksi orang tua anak dimana orangtua menberi reapon dan rasa aman serta tanggunag jawab yang seimbang.


v  Sullivan:

Personality over the time: The Developmental Epoch (Kepribadian sepangjang waktu: Perkembangan sepangjang zaman)




v  Fromm:

Fromm mendefinsikan ada dua penyebab perubahan perilaku daalam diri manusia. yaitu:

1.      Necrophilous. Type ini lebih memikirkan masa lalu dan cenderung menyendiri. Pikiran utama mereka berpusat pada pembunuhan maupun kematian. Tidak semua orang liar seperti hal tersebut. Beberapa mungkin tampak tidak berbahaya meskipun mereka meninggalkan kehancuran emosional di masa lalu mereka.
2.      Biophilous. Type ini cinta akan kehidupannya dan tertarik untuk bertumbuh dan berkreasi. Mereka mencoba mempengaruhi orang lain, bukan dengan kekuasaan atau kekuatan melainkan dengan cinta, akal, dan contoh yang mereka berikan. Mereka prihatin dengan perkembangan orang lain dan berpandangan untuk menuju masa depan.


v  Sullivan:

Sullivan menyatakan bahwa semua gangguan atau perubahan perilaku disebabkan oleh kecemasan. Sulivan telah menemukan beberapa diagnosis dan treatment yang diperolehnya melalui pekerjaannya sebagai terapis di rumah sakit.  Salah satunya adalah Penelitian Schizophrenia. Sullivan memiliki kemampuan dalam menangani penderita Schizophrenia. Sullivan bersikeras bahwa penderita Schizophrenia dapat ditangani oleh terapis yang memiliki kesabaran, pengertian dan ketaatan dalam menangani pasian.


G.    Assessment & Reasearch

v  Fromm:

Penilaian:
Fromm menulis sedikit tentang teknik penilaiannya. Dia kadang-kadang disebut pengamat psikoanalitik tetapi tidak menawarkan temuan analitis tertentu atau studi kasus. Kolega dari fromm menunjukkan bahwa ia berfokus terutama pada komentar dari pasiennya yang mendukung teori-teorinya. Dia mungkin telah "lalai, tidak sabar, atau benar-benar meremehkan aspek pengalaman mereka yang tidak bertepatan dengan nya" intuitif" masalah mereka dan situasi”. Ada kemungkinan bahwa data fromm yang dikumpulkan dari pasiennya adalah sangat selektif .

Penelitian:
Dia tidak mengumpulkan data yang bersifat psikoanalisis dari pasien, namun kritik dari studi kasus yang dibahas dalam bab-bab sebelumnya juga berlaku untuk fromm. Tidak mungkin untuk menduplikasi dan memverifikasi pengamatan klinis Fromm atau kondisi di mana ia membuat mereka. Fromm tetap yakin akan nilai ilmiah dan kredibilitas studi kasus sebagai metode penelitian. Dia mengakui bahwa hasil tidak dapat diuji oleh metode eksperimental atau korelasional, tetapi bersikeras dapat diuji oleh analis berulang pengamatan mereka, tetap tidak mungkin bagi orang lain untuk mengulangi atau untuk menetapkan kondisi yang sama.

v  Sullivan:

Penilaian:
Sullivan merumuskan interview sebagai suatu sistem atau rangkaian sistem proses-preoses antar pribadi yang timbul dari observasi partisipan dimana penginterview mendapat kesimpulan-kesimpulan tentang orang yang diinterview.

Penelitian:
Teori tentang hubungan antar pribadi menurut Sullivan sangat menekankan metode observasi partisipan. Data yang diperoleh dianggap sebagai hal yang sekunder, selanjutnya, ini berarti bahwa keterampilan dalam menyelenggarakan interview psikiatrik secara tatap muka atau dari hari ke hati merupakan sesuatu yang sangat penting. Interview Psikiatrik adalah istilah Sullivan untuk tipe situasi antar pribadi dan tatap muka yang terjadi antara pasien dan ahli terapi.

H.    Isu-isu

v  Fromm

Dalam gambaran Human Nature, Fromm berpendapat bahwa kita terbentuk dari masyarakat sosial, politik, dan karakteristik ekonomi, namun hal-hal tidak tersebut tidak sepenuhnya menentukan karakter kita. Dimana kepribadian kita tidak hanya terbentuk dari pengajaran orang tua, tetapi bisa saja terbentuk dari lingkungan sosial kita dan hal-hal yang kita pelajari di luar lingkungan keluarga. Dan kita bukanlah boneka yang bereaksi ketika benang bonekanya ditarik. Malah, kita memiliki mekanisme yang bisa membentuk karakter dan lingkungan sosial kita. Fromm mempercayai bahwa kita memiliki kecenderungan bawaan untuk, lahir, berkembang, dan menyadari kemampuan kita. Dan itu menjadi tugas utama kita di kehidupan kita. Walaupun Fromm menyarankan bahwa “Universality”  ­­­­­­­̶̶̶ suatu karakter sosial yang umum pada budaya tertentu ̶  dia juga percaya bahwa setiap orang itu memiliki keunikan. Dan Fromm tidak berpikir bahwa kita itu memiliki sifat bawaan yang baik atau jahat, melainkan kita dapat menjadi jahat, jika kita gagal untuk menyadari kemampuan kita.

v  Sullivan
Banyak pekerjaan klinis Sullivan terfokus kepada permasalahan orang yang didiagnosis schizopernia. Sullivan sangat berbakat dalam berkomunikasi dan mengerti orang-orang seperti itu. Sullivan bersikeras bahwa pasien tidak putus asa dan mereka mungkin sukses dirawat jika ahli terapi bersedia untuk bersabar, memahami dan jeli. Sullivan membangun sebuah ruangan khusus untuk pasien laki-laki penderita skizofrenia yang terisolasi dari keseluruhan  rumah sakit dan dikelola oleh pembantu pria yang dia pilih dan terlatih. Menurut Chapman, pada akhir tahun ditemukan bahwa  para pasien telah melakukan jauh lebih baik daripada yang lainnya yang menderita diagnosis yang mirip. Peningkatan sekitar 80%. Hal tersebut mematahkan teori-teori dari para peneliti sebelumnya yang mengatakan bahwa orang yang terkena skizoprenia tidak dapat disembuhkan.

I.       Komentar Kelompok

v  Fromm:
Menurut kelompok kami, teori Freedom yang ditekankan oleh Fromm memiliki pengertian yang kurang kompleks. Karena, pengertian dari Freedom sendiri belum dimiliki pada manusia tahap awal. Contohnya: anak yang masih berumur 3 tahun, masih harus mengikuti prosedur perkembangan pada tahap umurnya. Karena belum memiliki kemampuan kognitif maupun fisik yang cukup matang. Tetapi Fromm menjelaskan melalui pengertian yang cukup kompleks dalam dinamika kepribadian.

v  Sullivan:
Menurut kelompok kami, bagian yang paling kompleks yang dikemukakan oleh Sulivan adalah pada tahap perkembangan, dimana berawal dari masa bayi sampai dewasa. Sullivan juga menjelaskan dinamika kepribadian yang jelas berdasarkan perilaku manusia.




J.      Daftar Pustaka
Hall, Calvin, et al. 1985. Introduction To Theories of Personality. New Jersey: John Wiley dan Sons, inc.
Pervin, L.A, Daniel C, Oliver P. John. 2005. Personality Theory and Research 9th edition. New Jersey: John Wiley& Sons, inc.
Schultz, D, Sidney. E.S. 2005 Theories of Personality 8th edition. California: Wadswoth
http://webspace.ship.edu/cgboer/frommtest.html
Hall, Calvin, Lindsey Gardner. 2005. Teori-teori Psikodinamik. Jakarta: Kanisius.