PEER LEARNING
MEDIA DISKUSI
MELALUI
MADING
“OPINI KRITIKUS”
Oleh :
Kelompok 10
Livi
Yohana (121301002)
Muhammad
Saif (121301027)
Muhammad
Yusuf Lubis (121301028)
Riyan
Kurnia Aswari (121301060)
Kristy
Merlin (121301115)
Arif
Mubarakallah (121301122)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
I. Pengertian Peer
Learning
Peer
learning merupakan strategi pembelajaran yang
cocok untuk pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan self-direction.
Menurut Jarvis (2001), peer teaching merupakan kegiatan belajar yang
berpusat pada peserta didik dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu
kemudian merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya
sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara
teman sebaya yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan
dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas. Peer learning adalah pembelajaran
yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang
memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari
dirinya sendiri. Sehingga siswa tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima
ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu
sendiri.
II. Manfaat Dan Tujuan Peer
Learning
Peer learning sendiri
mempunyai tujuan dan manfaat yang berguna bagi peserta didik. Berikut adalah
tujuan dan manfaat dari peer learning
secara umum :
- Memberikan umpan balik dan dukungan terhadap siswa.
- Mengatasi isolasi.
- Tidak menakutkan (siswa lebih cenderung berani untuk bertanya walaupun pertanyaan yang “bodoh”).
- Memotivasi dan meyakinkan siswa.
- Fleksible dan responsibel.
Adapun
menurut beberapa ahli (Dobos et al., 1999; Biggs, 1999; Bruffee, 1999; dan Boud
et al. 2001) manfaat dari pembelajaran peer learning ini adalah:
- Meningkatkan motivasi, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun produk pengajaran.
- Sebagai outcome kognitif dan sosial dalam pembelajaran, yaitu meningkatkan level pendalaman atau pemikiran tingkat-tinggi (higher-order thinking), dan untuk mengembangkan keterampilan kerja sama (collaborative skills).
- Sebagai peningkatan rasa tanggung jawab seseorang atas upaya belajar, yaitu meningkatkan penguasaan proses belajar-mengajar dan proses pembelajaran dan konstruk-konstruk pengetahuan.
- Meningkatkan keterampilan meta-kognitif yang memungkinkan siswa untuk lebih mencerminkan pengajaran dan pembelajaran mereka secara lebih kritis. Pada gilirannya siswa dapat lebih menghargai pengalaman belajar mereka. Proses penerapan model ini dapat dilakukan di luar lingkungan kelas dalam semua konteks pembelajaran dan pengajaran.
III. Perencanaan Peer
Learning
Sehingga
dari penjelasan tersebut, adapun program perencanaan ‘peer learning’ yang akan dibuat oleh kelompok adalah berdiskusi
dengan membahas suatu isu-isu atau fenomena yang sedang menjadi pembicaraan
hangat maupun di Indonesia sendiri atau bahkan di dunia. Kelompok berperan
sebagai pemberi isu yang akan didiskusikan dan juga sebagai penyedia media
dimana partisipan dapat memberikan opininya mengenai isu-isu tersebut. Media
yang dimaksud adalah; kelompok akan membuat Mading yang dinamakan Opini
Kritikus. Dimana mading ini akan diletakkan di tempat umum di Fakultas
Psikologi dengan isi mading berupa isu-isu terhangat, kemudian partisipan
(mahasiswa Psikologi) memberikan opininya melalui madins Opini Kritikus. Pembelajaran
melalui mading ini sangat membutuhkan keaktifan, pemikiran kritis, dan juga
wawasan partisipan mengenai isu-isu yang akan dibahas. Kelompok memilih untuk
membuat mading sebagai wadah peer
learning, dimana saat ini
pembelajaran melalui media ini sangatlah jarang dan menurut kelompok sangat
sesuai untuk andargogy, dan kelompok ingin memberi media pembelajaran yang juga
menarik melalui mading yang selama ini hanya bisa kita lihat tanpa bisa
memberikan opini dan akan bisa menimbulkan antusias para pembaca dalam
memberikan opininya antara satu dengan yang lain.
IV. Prosedur Peer Learning
(Mading: Opini Kritikus)
Adapun
prosedur dari Mading “ Opini Kritikus”, yakni :
1. Kelompok akan membuat
Mading “Opini Kritikus” yang akan diletakkan
dibeberapa titik yang
dapat diakses oleh mahasiswa Psikologi di Kampus Psikologi USU dan telah mendapatkan izin.
2. Isi Mading “Opini
Kritikus” berisi topik hangat
yang akan diminta pendapat dan ide kreatif partisipan. Partisipan
akan menulis opini mereka dengan kertas tempel dan pena yang telah disediakan oleh
kelompok.
3. Kelompok akan memberikan
masa penayangan mading selama satu minggu.
4. Kemudian
kelompok merangkum hasil Opini Kritikus Mahasiswa Psikologi dalam bentuk Video sebagai publikasi
dan dokumentasi hasil akhir
V. Estimasi Biaya
Pengeluaran
|
Biaya
|
Sterofom 2 buah
|
Rp. 12.000
|
Paku Payung
|
Rp. 10.000
|
Ngeprint 6 lembar
|
Rp. 6.000
|
Kertas HVS 10 lembar
|
Rp. 1.000
|
Pulpen 3 biji
|
Rp. 6.000
|
Tali Pelastik
|
Rp. 1.000
|
Kertas Origami
|
Rp. 10.000
|
TOTAL
|
Rp. 46.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar